Memahami Rumus PER dan PBV dalam Analisis Investasi Saham

Setiap investor di pasar modal akan selalu dihadapkan sebuah pilihan dalam memilih saham perusahaan mana yang akan dipilih. Banyaknya pilihan tersebut dapat diihat pada saat ini sudah sekitar 752 perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Beragam pilihan membuat investor harus semakin jeli dalam memilih saham dengan harapan dana investasi yang dititipkan ke saham tersebut akan mengalami kenaikan sesuai dengan expected return investor tersebut dengan menggunakan rumus per dan rumus pbv.

Dalam hal ini, terdapat banyak sekali strategi investasi yang bisa dipilih investor dalam memilih saham. Dari sekian banyak rumus dan strategi yang bisa digunakan ada beberapa rumus dasar yang bisa digunakan dalam menentukan pilihan investasi tersebut.

Rumus tersebut adalah Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Mari kita bahas lebih lanjut mengenai penggunaan rumus tersebut beserta contohnya.

Baca Juga: Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan Rata-Rata Tahunan Dengan Rumus CAGR

Rumus Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan rumus yang digunakan untuk melihat harga wajar saham. Harga wajar saham adalah harga dimana nilai harga saham yang sesungguhnya dan untuk mengetahui apakah suatu harga saham sudah dinilai lebih mahal atau lebih murah di pasar saham.

Rumus PER adalah perbandingan harga saham dengan earning per share (EPS). Rumus EPS didapatkan dari perbandingan laba bersih dalam setahun dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Biasanya besaran EPS sudah ada pada laporan keuangan perusahaan.

Saya beri contoh dengan data dari penutupan perdagangan saham Jumat (22 September 2017) dan Laporan Keuangan perusahaan 2Q17 :

Note: harga EPS didapatkan pada laporan keuangan Quartal ke 2 (6 bulan) sehingga kita harus melakukan penyesuaian data untuk disetahunkan terlebih dahulu.

Untuk melakukan penyetahunan data hanya dengan cara EPS dikali dua (6 bulan x 2 = 12 bulan = 1 tahun) sehingga EPS masing-masing perusahaan menjadi TLKM ( 122,19 x 2 = 244.38) dan ISAT ( 144.32 x 2 = 288.64)

Lalu setelah mendapatkan besaran nilai EPS kemudian mencari nilai PER. Untuk PER (TLKM) adalah 4640 dibagi 244.38 = 18.9 dan PER (ISAT) adalah 6400 dibagi 288.64 = 22.17

Semakin besar nilai PER yang dihasilkan menunjukkan akan semakin mahal harga saham tersebut. Dalam contoh diatas dapat dilihat bahwa saham ISAT yang harga saham 6400 terlihat lebih mahal dan TLKM lebih murah jika dibandingkan keduanya.

Lalu apakah pasti harga saham lebih mahal diikuti oleh PER yang lebih tinggi?

Jawabannya adalah tidak. Katakanlah saham PT. A yang harganya lebih rendah dari kedua saham diatas tapi bisa saja menghasilkan PER yang lebih tinggi. Kenapa? harga yang lebih tinggi dalam saham mencerminkan ekspektasi investor yang lebih tinggi pada saham tersebut.

Rumus Price Book Value (PBV)

Rumus Price Earning Ratio
Sumber: www.wallstreetmojo.com

PBV merupakan rumus yang tidak jauh berbeda dengan PER yang dimana sama-sama berguna untuk melihat harga wajar suatu saham. Berbeda dengan PER yang berfokus pada laba bersih lain hal dengan PBV yang befokus pada ekuitas perusahaan.

Rumus PBV adalah perbandingan antara harga saham dengan book value. Rumus Book Value adalah perbandingan antara jumlah ekuitas dengan jumlah saham yang beredar

Saya beri contoh dengan data dari 2Q17 TLKM dan ISAT:

Mencari BV saham TLKM (102T dibagi 99M = 1030) dan BV saham ISAT (14T dibagi 5,4M = 2592)

Setelah mendapatkan nilai BV kemudian selanjutnya mencari nilai PBV. Untuk PBV TLKM (4640 dibagi 1030 = 4.5) dan PBV ISAT (6400 dibagi 2592 = 2,4). Untuk PBV ini terdapat teori yang mengatakan jika nilai PBV lebih dari 1 akan bermakna saham sudah diperdagangkan dengan harga yang mahal saat ini lebih dari nilai wajarnya. Kedua saham tersebut saat ini sudah mengalami kenaikan harga saham yang lebih dari harga wajarnya.

Kedua rumus per dan pbv tersebut sangat cocok digunakan dan masih relevan hingga saat ini. Dengan mengetahui apakah harga saham saat ini sudah terlalu mahal atau murah dibandingkan nilai wajarnya akan dapat menentukan strategi investasi kedepannya. Selain kedua rumus ini masih ada banyak rumus-rumus yang dapat digunkan dan akan dibahas di tulisan-tulisan berikutnya.

Semoga bermanfaat 🙂

This entry was posted in Edukasi and tagged . Bookmark the permalink.

16 Responses to Memahami Rumus PER dan PBV dalam Analisis Investasi Saham

  1. Upi alpiyah says:

    Maaf ka mau tanya buat nilai 4640 TLKM, 6400 ISAT dari mana? minta penjelasannya kurang paham, terimakasih

  2. seto pradana says:

    kak misal untuk mengetahui pbv tahun 2018 kita pakai harga saham kapan ? apakah harga saham saat 31 des 2018 atau harga saham saat laporan keuangan 2018 itu diterbitkan ? kan biasanya laporan keuangan diterbitkan setelah tanggal 31 des, misalnya pada bulan maret tahun 2019, nah untuk kita mengetahui pbv 2018 apakah menggunakan harga saham 31 des atau harga saham pada bulan maret pada saat laporan keuangan diterbitkan ? mohon penjelsaannya kak

    • diestrapeb says:

      untuk harga sahamnya gunakan harga saham terkini ketika saat dilakukan perhitungan. Kalau pakai data masa lalu jadi gak relevan buat cari PBV nya

    • Ruds says:

      Mau tanya, pada beberapa saham, PBV nya yg lebih besar dari 1 bahkan ada yg bernilai puluhan, di atas 20 dst; jadi apakah harga saham2 tsb extra mahal sekali? Sedangkan di atas 1, misalnya 2 dst sudah di kategorikan sangat mahal
      Mohon penjelasannya
      Terima kasih

      • diestrapeb says:

        Benar. Bisa dapat dikatakan mahal. Cuma biar lebih mendalam analisisnya, bandingkan PBV di perusahaan2 satu sektor. Jika misal dalam satu sektor PBV nya 3-5 perusahaan PBV sampai 20 dst sama gitu semua ya berarti masih dianggap wajar karena industrynya memang seperti itu.

        Tapi perlu dicek kembali. PBV murah dibawah satu pasti ada penyebabnya. Apakah memang perusahaan bagus atau dalemannya jelek. Jadi crosscheck lagi dengan analisis laporan keuangan kenapa PBV nya murah. Jangan analisis dari satu variabel saja intinya.

  3. Zulkifli says:

    kalau harga saham berdasarkan PBV ternyata lebih mahal dari nilai wajarnya, apakah itu berarti sebaiknya tdk dibeli ???

    • Fauzan says:

      Banyak sekali saham yang nilai PBV nya lebih mahal dari nilai wajarnya. Jadi perlu dipertimbangkan juga hal lainnya seperti performa & pertumbuhan perusahaan (asset, profit, debt, dll), yang mungkin mempengaruhi perilaku investor untuk membeli saham tersebut khususnya untuk yang mengambil keputusan berdasarkan fundamental.

  4. Gatra Gumelar Hadi says:

    Sangat Bermanfaat Mas !

  5. ryan says:

    sangat bermanfaat sekali untuk saya yang baru mulai untuk belajar analisis fundamental

  6. suhendy says:

    terimakasih yh kak ini sangat bermanfaat, warren buffet pun sering membahas ratio per dan pbv pada salah satu buku nya 🙂

  7. Siswo Ari Wibowo says:

    Kak mau tanya sekarang ada beberapa aplikasi untuk menganilis laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam aplikasi tersebut ada fitu PER, cuma fitur PBV tidak ada dalam fitur tersebut. minta saraannya dunk. Terimakasih banyak kak

    • diestrapeb says:

      Halo terimakasih atas pertanyaannya.

      Solusinya dapat menghitung manual seperti rumus yang ada di postingan ini.

      Jika dirasanya kurang, anda dapat melihat website website yang ada dalam memberikan data PBV. Contoh website seperti Investing, Yahoo Finance dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *