Pengertian indikator moving average wajib dipahami oleh semua investor dan trader dalam menganalisis saham yang akan di beli atau di jual. Salah satu indikator yang umum digunakan oleh para investor dan trader dalam melakukan analisis teknikal yaitu dengan menggunakan Moving Average.
Hal ini dikarenakan indikator Moving Average memiliki kelebihan dapat menggambarkan rata-rata harga saham sesuai periode waktu yang ditentukan.
Untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri dalam melakukan analisis teknikal, berikut pengertian indikator Moving Average, jenis, cara penggunaan dan contohnya pada saham.
Baca Juga: Simak Perbedaan Investasi dan Trading Saham Biar Kamu Tidak Keliru!
Contents
Pengertian Indikator Moving Average
Indikator Moving Average merupakan suatu indikator yang menghitung harga rata-rata suatu saham pada periode waktu tertentu yang kemudian menghubungkannya pada sebuah garis.
Dalam indikator ini, periode waktu rata-rata harga saham dapat disesuaikan dengan kebutuhan investor atau trader seperti periode 5 (1 minggu), 20 (1 bulan), dan 60 (3 bulan). Nilai rata-rata harga saham pada Moving Average juga dapat berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low) dan pertengahan (median).
Sebagai indikator yang umum digunakan oleh Trader dan Investor, Indikator Moving Average memiliki kelebihan, diantaranya yaitu :
- Moving Average merupakan indikator yang sangat mudah dipahami dan digunakan dalam perhitungan forecast (ramalan).
- Hasil forecast atau peramalan dalam Moving Average cenderung lebih stabil
Meskipun memiliki beberapa kelebihan, namun indikator moving average juga memiliki kelemahan yaitu :
- Moving Average cenderung kurang akurat untuk merefleksikan tren data terbaru
- Moving Average lambat dalam merespon perubahan data yang sering terjadi di pasar.
Pada umumnya, Moving Average digunakan oleh trader dan investor karena memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi tren nilai saham. Apabila harga saham saat ini berada dibawah area garis Moving Average, maka tren harga saat ini cenderung turun atau bearish.
Namun, apabila harga sebuah saham saat ini berada diatas area garis Moving Average, maka hal ini menunjukan kondisi tren yang naik atau bullish.
Selain itu, Moving Average juga dapat berfungsi untuk menentukan kapan pembalikan tren akan terjadi. Untuk menganalisis hal ini, para trader atau investor biasanya menggunakan garis MA20 dan MA50 untuk menentukan golden cross serta death crossnya.
Jenis-Jenis Indikator Moving Average
Terdapat beberapa jenis indikator moving average yang wajib kamu pahami:
1. Simple Moving Average
Simple Moving Average (SMA) dihitung dengan menjumlahkan nilai harga rata-rata pada suatu periode waktu tertentu. SMA dapat dirumuskan dengan :
SMA = jumlah harga selama periode tertentu / periode waktu
Untuk memberikan gambaran yang lebih mudah, berikut merupakan contoh soal perhitungan dalam SMA.
Diketahui harga penutupan harian 21,22,19,16,15,17,18, apabila trader atau investor ingin menentukan perhitungan Moving Average dengan periode waktu 5, maka perhitungannya :
SMA5 day 1 : (21+22+19+16+15) / 5 = 18,6
SMA5 day 2 : (22+19+16+15+17) / 5 = 17,8
SMA5 day 3 : (19+16+15+17+18) / 5 = 17
Dengan begitu, diketahui harga rata-rata dari SMA5 day 1, 2, dan 3 yaitu 18.6, 17.8 dan 17.
Simple Moving Average merupakan jenis Moving Average paling sederhana dan paling banyak digunakan oleh trader maupun investor, khususnya pada SMA200 yang biasa digunakan oleh institusi dan bank-bank besar untuk menjadi acuan tren jangka panjang.
2. Exponential Moving Average
Exponential Moving Average dihitung dengan menghitung SMA terlebih dahulu untuk satu periode kemudian menghitung multiplier atau pengali dan terakhir adalah dengan menghitung menggunakan rumus :
EMA = (Harga Penutupan – EMA Periode Waktu Sebelumnya) x Multiplier / EMA Periode Waktu Sebelumnya.
EMA cenderung memiliki sensitifitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan SMA, sehingga lebih responsif.
Untuk lebih memahami bagaimana penggunaan EMA dalam melakukan analisis teknikal, akan dijelaskan melalui cara penggunaan dan contoh pada saham berikut ini.
Cara Penggunaan Indikator Moving Average Pada Saham
Gambar diatas merupakan bentuk pengaplikasian indikator Moving Average dalam melakukan analisis pada pergerakan harga saham perusahaan Bukit Asam Tbk (PTBA).
Dalam gambar, dapat diketahui terdapat dua garis yaitu hijau dan merah serta empat lingkaran dengan warna berbeda yaitu merah, biru, kuning dan putih.
Garis berwarna merah menunjukan indikator MA20 yang berarti rata-rata pergerakan harga penutupan selama satu bulan. Sedangkan pada garis berwarna hijau menunjukan indikator MA50 yang berarti rata-rata pergerakan harga selama tiga bulan.
Dengan menggunakan indikator MA20 dan MA50, kita dapat mengetahui bagaimana tren pergerakan harga saham PTBA dan kapan pembalikan tren terjadi.
Lingkaran merah merupakan sinyal death cross yang dimana terlihat melalui pemotongan garis MA20 dengan MA50 kebawah. Sinyal deathcross menunjukan pembalikan tren dari fase bullish/naik menjadi bearish/turun.
Sedangkan pada lingkaran biru menunjukan kondisi tren bearish/turun karena terlihat bahwa harga saham PTBA berada dibawah area MA20 dan MA50.
Kemudian, untuk lingkaran berwarna kuning merupakan sinyal golden cross dimana MA20 memotong MA50 keatas. Sinyal ini menunjukan pembalikan tren dari fase bearish/turun menjadi bullish/naik. Para trader dan investor biasanya menggunakan sinyal golden cross untuk melakukan aksi buy/beli.
Terakhir, lingkaran berwarna putih merupakan gambaran tren bullish/naik karena posisi harga saham PTBA berada diatas area MA20 dan MA50. Trader atau Investor biasanya akan mengamati kira-kira kapan waktu perpotongan MA20 dan MA50 (death cross) akan terjadi kembali untuk taking profit.
Berikut merupakan pengertian Moving Average, jenis, cara penggunaan dan contohnya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan teman-teman dalam dunia trading dan investing. Terima kasih!